Apa yang ada di bulan Sya’ban ?
1. Perpindahan kiblat
Adapun pada bulan Sya’ban terjadilah perpindahan kiblat dari Baitul Maqdis
ke Ka’bah, dan sungguh dulu Rasulullah selalu menanti yang demikian itu dengan
memohon (berdoa), dan beliau berdiri setiap hari dengan membalik wajahnya ke
langit, mengharap (menunggu) wahyu Rabbani hingga Allah menyejukkan
pandangannya dan memberinya serta mengabulkan yang diminta beliau dengan apa
yang Allah ridhoi. Kemudian turunlah firman Allah ;
قَدْ نَرٰى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى السَّمَاۤءِۚ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً
تَرْضٰىهَا ۖ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۗ وَحَيْثُ مَا
كُنْتُمْ فَوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ شَطْرَهٗ ۗ
Kami melihat wajahmu (Muhammad) sering menengadah ke langit, maka akan Kami
palingkan engkau ke kiblat yang engkau senangi. Maka hadapkanlah wajahmu ke
arah Masjidilharam. Dan di mana saja engkau berada, hadapkanlah wajahmu ke arah
itu. (Q.S. al-Baqarah [2] : 144)
Yaitu sesuai dengan firman Allah Ta’ala ;
وَلَسَوْفَ يُعْطِيْكَ رَبُّكَ فَتَرْضٰىۗ
Dan sungguh,
kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi
puas. (Q.S. adh-Dhuha [93] : 5)
Dan
menjadi nyatalah pada hal demikian, sebagaimana ucapan Sayyidah ‘Aisyah
Radhiyallahu ‘anha kepada Rasulullah : “Saya tidak melihat Rabb mu kecuali sangat
cepat memenuhi keinganan engkau" (HR.
Bukhari).
Dan
beliau tidak ridho kecuali dengan apa yang Allah ridho dengannya.
Abu
Hatim al-Busti rahimahullahu ta’ala berkata ; “Orang-orang muslim sholat
menghadap ke Baitul Maqdis selama 17 bulan 3 hari. Dan Allah ‘Azza wa Jalla
memerintahkan kepada Rasulullah untuk menghadap ke Ka’bah pada hari Selasa pada
pertengahan bulan Sya’ban.
2. Pengangkatan amal
عن أسامة ابن زيد رضي الله عنهما قال : قلت
يارسول الله ! لم أرك تصوم شهرا من الشهور ما تصوم من شعبان قال ذلك شهر يغفل الناس عنه بين رجب ورمضان وهو شهر ترفع فيه الأعمال إلى رب
العالمين فأحب أن يرفع عملي وأنا صائم
“Dari Usamah bin Zaid ra. dia berkata: Aku bertanya: "Wahai Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam, aku tidak pernah melihat engkau berpuasa dalam satu
bulan sebagaimana engkau berpuasa di bulan Sya'ban?" Beliau bersabda:
"Itulah bulan yang manusia lalai darinya: -ia bulan yang berada- di antara
bulan Rajab dan Ramadlan, yaitu bulan yang disana berisikan berbagai amal,
perbuatan diangkat kepada Rabb semesta alam, aku senang amalku diangkat ketika
aku sedang berpuasa."[1]
Imam al-Mundziri berkata, bahwa
hadis ini riwayat an-Nasa’i. Menurut saya ini riwayat Imam Ahmad dalam Kitab
Musnadnya.
Pengangkatan ini bukan hanya
dikhususkan pada bulan Sya’ban saja, tetapi sebagaimana telah datang keterangan
dalam hadis-hadis yang mulia yang menunjukkan berbilangnya pengangkatan amal
pada waktu-waktu yang berbeda.
Diterjemahkan dari Kitab ماذا في شعبان Karya Sayyid Muhammad bin 'Alawi bin 'Abbas al-Maliki al-Makki al-Hasani

Komentar
Posting Komentar